Senin, 23 Oktober 2017

RANGKUMAN MATERI MATA KULIAH MEMBACA (TERLENGKAP, TERPERCAYA, TERBARU)


MATERI
Kemampuan Membaca 1
FRANSISCA SUWARTI
FKIP - PBSI 1 – B
PENGERTIAN MEMBACA


Berdasarkan pendapat :
1)      Tampubolon (1990: 228).  Membaca merupakan kemampuan motoris berupa gerakan-gerakan mata, dan berupa proses kognitif yang melibatkan kegiatan pikiran atau penalaran termasuk ingatan. Dengan kegiatan penalaran dimaksudkan pembaca berusaha menemukan dan memahami informasi yang dikomunikasikan oleh pengarang. Jadi, membaca  dapat meningkatkan daya nalar.
2)      Menurut Ahmad S. Harjasujana (1988: 3). Membaca merupakan interaksi antara pembaca dan penulis. Interaksi tersebut tidak langsung, namun bersifat komunikatif. Komunikasi antara pembaca dan penulis akan semakin baik jika pembaca mempunyai kemampuan yang lebih baik.
3)      Henry Guntur Tarigan (1989: 192) mengatakan bahwa membaca mengandung pengertian sebagai suatu proses penafsiran dan pemberian makna terhadap lambang- lambang oleh pembaca dalam usaha untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui kata-kata yang berupa tulisan.
Membaca yang dimaksudkan di sini adalah membaca pemahaman, maksudnya memahami arti suatu bacaan, menguasai isi bacaan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut , dapat ditarik simpulan bahwa membaca adalah proses pemahaman, penafsiran, dan pemaknaan yang melibatkan interaksi antara pembaca dan teks.
 Keberhasilan membaca berupa dicapainya komunikasi pikiran dan perasaan penulis dengan pembaca. Komunikasi yang terjadi bergantung pada pemahaman yang dirasakan melalui proses membaca. Komunikasi ini merupakan kesesuaian pengetahuan dan asumsi antara pembaca dan penulis.
Pemahaman itu sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan pembaca. Pembaca yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas berpeluang besar untuk dapat mengembangkan kata dan konsep daripada yang lainnya. Oleh karena itu, menambah pengalaman dan pengetahuan sangat penting untuk meningkatkan keberhasilan dalam membaca.
TUJUAN MEMBACA
Menurut Henry Guntur Tarigan
1.      Untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh
2.      Untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik(untuk memperoleh ide utama)
3.      Untuk mengetahui organisasi cerita
4.      Untuk menyimpulkan
5.      Untuk mengelompokkan atau menklasifikasikan
6.      Untuk menilai.
Menurut Nurhadi
1.      Membaca untuk tujuan studi
2.      Membaca untuk menangkap garis besar bacaan
3.      Menikmati karya sastra
4.      Mengisi waktu luang
5.      Mencari keterangan suatu istilah
Menurut Pramila Ahuja dan G.C. Ahuja
1.      Untuk  kemajuan studi
2.      Menyesuaikan diri dengan lingkungan
3.      Untuk rekreasi.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MEMBACA
1.      Faktor fisiologis
Mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neorologis, dan jenis kelamin
2.       Faktor intelektual
Intelegensi merupakan kemampuan individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir rasional, dan berbuat secara efektif terhadap lingkungan( Haris dan Sipay).
Heins mendifinisikan suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan meresponnya secara tepat.
3.      Faktor lingkungan
Meliputi : latar belakang pengalaman di rumah dan sosial ekonomi keluarga.
Hasi penelitian menunjukkan bahwa tingkat sosial ekonomi  memengaruhi kemampuan membaca. Tingkat ekonomi ini berkaitan dengan latar belakang pengalaman, tingkat motivasi, gizi, tingkat kesehatan yang rendah, kepadatan lingkungan, tekanan ekonomi berpengaruh pada kemampuan membaca.
4.       Faktor psikologis
Mencakup : motivasi, minat, kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri.
Menurut Pramila Ahuja faktor yang memengaruhi efisiensi membaca adalah faktor internal meliputi penglihatan, pendengaran, alat wicara. Faktor eksternal meliputi pencahayaan, keterbacaan bahan, motivasi.
KEBIASAAN TIDAK EFISIEN DALAM MEMBACA
  1. Membaca dengan suara terdengar
  2. Dengan berbisik
  3. Bibir bergerak
  4. Kepala bergerak mengikuti baris tulisan
  5. Menunjuk baris bacaan
  6. Membaca kata demi kata
  7. Tanpa konsentrasi
Membaca dengan tingkat pemahaman yang tinggi namun membutuhkan waktu yang relatif lama bukan membaca yang baik.
Sebaliknya membaca dengan waktu yang relatif singkat, namun tingkat pemahaman rendah juga bukan membaca yang baik.
JENIS-JENIS MEMBACA
Berdasarkan terdengar tidaknya suara pembaca dapat dekelompokan menjadi :
  1. Membaca nyaring
  2. Membaca dalam hati
Membaca nyaring adalah membaca dengan disuarakan sehingga orang lain dapat mendengar suara pembaca.
Orang yang membaca nyaring pertama-tama harus mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan.
Pembaca hendaklah memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pandangan mata yang jauh, karena ia harus melihat bahan untuk memelihara kontak dengan pendengar.
Membaca nyaring atau membaca bersuara penting dilakukan untuk melatih anak menyimak dan berbicara.
A.     MEMBACA NYARING
-          Membaca puisi
-          Membaca cerita
-          Membaca paragraf ( bacaan biasa)
-          Membaca teks pidato
-          Membaca sebagai pembawa acara
-          Membaca dialog drama.
Keterampilan - keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring :
      Ucapan tepat
      Pemenggalan kata tepat
      Intonasi suara tepat
      Pengucapan / pelafalan jelas
      Membaca dengan penuh perasaan dan ekspresi tepat
      Menguasai tanda-tanda baca
Upaya agar pendengar memahami apa yang disampaikan penulis :
      Ide-ide baru diberi penekanan yang jelas
      Ada perbedaan antara membaca ide yang satu dengan yang lain
      Kesatuan-kesatuan kata dibaca dengan tepat
      Menghubungkan ide-ide yang bertautan dengan jalan menjaga suaranya tinggi bsampai akhirdan tujuan tercapai.
      Menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dandaya ekspresi yang baik dan tepat.
Manfaat membaca nyaring :
1.      Melatih siswa membaca secara tepat
      (intonasi,pemenggalan kata, pelafalan)
2.      Melatih berkomunikasi lisan (berbicara)
3.      Melatih siswa terampil membaca
4.      Melatih siswa untuk berekspresi.
MEMBACA DALAM HATI
Membaca dalam hati yaitu kegiatan membaca yang dilakukan tanpa suara dan berusaha memahami isi bacaan secara mendalam sambil menghubungkan isi bacaan itu dengan pengalaman maupun pengetahuan yang dimiliki pembaca.
Tujuan membaca dalam hati adalah untuk memperoleh informasi, dengan menguasai isi bacaan sehingga memperoleh serta memahami ide-ide.
Kapan anak dilatih membaca dalam hati? Sejak anak lepas dari kelas rendah .
Anak dilatih secara berangsur-angsur untuk beralih dari membaca nyaring ke membaca dalam hati.
Menurut penelitian Rowell 1976 ( Farida Rahim, 2007) siswa kelas 3-5 yang berada pada posisi rata-rata kelas memperoleh skor pemahaman lebih tinggi ketika membaca bersuara dibanding membaca dalam hati.
Siswa kelas 5 yang kemampuannya di atas rata-rata ( pembaca yang baik) dapat memahami suatu bacaan lebih baik dengan membaca dalam hati.
Membaca dalam hati dapat dikelompokan menjadi:
      Membaca ekstensif
      Membaca intensif
Membaca ekstensif
  1. Membaca survei(survey reading)
  2. Membaca sekilas(skimming)
  3. Membaca dangkal( superficeal reading).
1.      Membaca survei
Dilakukan sebelum membaca bahan bacaan yang akan dipelajari. Membaca survei dengan jalan :
  1. Memeriksa, meneliti indeks-indeks, daftar kata yang terdapat dalam buku;
  2. Melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku;
  3. Memeriksa bagan, skema, outline buku.
2.      Membaca sekilas (skiming)
Membaca skiming adalah membaca dengan mata bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan bacaan untuk mendapatkan informasi.
Tujuan membaca sekilas :
  1. Untuk memperoleh kesan umum dari buku yang dibaca;
  2. Untuk menemukan hal tertentu dari suatu bacaan;
  3. Untuk menemukan bahan yang diperlukan di perpustakaan.
3.      Membaca dangkal
Membaca dangkal yaitu membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran.
Membaca intensif
Membaca intensif yaitu membaca secara teliti, saksama dan penanganan yang terperinci. Yang ditekankan dalam membaca intensif adalah hasilnya yaitu suatu pemahaman yang mendalam. Membaca intensif diperlukan untuk memperoleh informasi yang lebih bermutu, berbobot, yang lebih merupakan kebulatan( keseluruhan).
Keterampilan yang dituntut untuk membaca dalam hati :
  1. Membaca tanpa suara, tanpa gerakan bibir, dan tanpa berbisik.
  2. Membaca tanpa gerakan kepala
  3. Membaca tanpa menunjuk-nunjuk dengan jari
  4. Menyesuaikan kecepatan membaca dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan.
MEMBACA PEMAHAMAN
Membaca pemahaman ( reading for andertstanding)  yaitu membaca dengan tujuan  memahami :
1. Standar atau norma-norma kesastraan
2. Resensi kritis
3. Drama tulis
4. Pola-pola fiksi
Jenis membaca ini diperlukan pengetahuan yang berkaitan dengan kesastraan. Pembaca perlu mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam karya sastra, misalnya cerpen, novel/ roman, puisi drama.
Unsur-unsur intrinsik maupun ekstrinsik karya sastra  harus dikuasai oleh pembaca sehingga ketika membaca  dapat  menemukan maksud penulis secara tepat. Hal ini tentu tidak mudah. Diperlukan kemauan untuk melatih diri berkali-kali, sehingga dapat  mengambil pesan yang   disampaikan oleh penulis.
MEMBACA KRITIS
Membaca kritis  membutuhkan kemampuan pemahaman. Jadi, dasar untuk bisa membaca kritis adalah  membaca pemahaman.  Membaca kritis critical reading adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh  tenggang hati , mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan  hanya mencari kesalahan  ( Albert et.al. 1961b: 1 dalam  Henry Guntur Tarigan. 2008: 92).
              Membaca kritis tidak hanya sekadar mengetahui kebenaran yang ada dalam bacaan, namun  juga memahami alasan mengapa hal itu benar. Apabila seorang pembaca mencari  apa yang dikatakan penulis dan mencari mengapa hal itu dikatakan berarti pembaca itu sudah mengarah pada membaca kritis.
Pada umumnya membaca  kritis menunutut para pembaca agar :
1. Memahami maksud penulis
            Langkah pertama dalam membaca kritis adalah memahami maksud penulis. Maksud penulis dapat dicari pada paragraf pendahuluan, dan juga dilihat pada paragraf penutup.
Maksud penulis menentukan ruang lingkup pembicaraan. Di samping itu juga berpengaruh  pada organisasi dan penyajian bahan.
2. Memanfaatkan kemampuan membaca dan berpikir kritis
                  Kemampuan membaca dan berpikir secara kritis ,menuntut agar kita sadar akan sikap-sikap serta prasangka-prasangka kita sendiri, dan unsur-unsur lain dalam  latar belakang pribadi kita yang  mungkin memengaruhi kegiatan  membaca dan berpikir kita. Dalam berpikir kritis kita dituntut untuk bersikap objektif.
      3. Memahami organisasi dasar tulisan
                  Biasanya penyajian tulisan dibagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, isi dan penutup.
      4. Menilai penyajian pengarang
                  Selaku pembaca yang kritis, kita harus mampu  menilai, mengevaluasi penyajian bahan penulis. Kita dapat menggunakan pertanyaan  sehubungan dengan sumber informasi , logika, bahasa, kualifikasi.
MEMBACA  IDE ( READING FOR IDEAS)
                  Membaca ide adalah kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan. Dengan membaca dapat memunculkan ide-ide untuk menulis, berkomunikasi dengan orang lain, berdiskusi, penjelasan  laporan, dan  lain-lain. Agar kita dapat menemukan ide-ide dalam bacaan maka kita harus menjadi pembaca yang baik.
                   Pembaca yang baik harus tahu mengapa dia membaca. Pembaca yang baik harus memahami apa yang dibaca. Pembaca yang baiak harus menguasai kecepatan membaca.
MEMBACA INTERPRETATIF
                  Membaca interpretatif yaitu jenis membaca yang bertujuan  agar pembaca mampu menafsirkan  maksud pengarang, apakah karangan itu fiksi atau nyata, sifat-sifat tokoh, reaksi emisional, gaya bahasa, serta dampak cerita cerita terhadap pembaca.
                   Ada enam untai membaca interpretatif yaitu :
      1. Maksud pengarang
      2. Fakta atau fiksi
      3. Sifat-sifat tokoh
      4. Reaksi emosional
      5. Gaya bahasa
      6. Dampak cerita
Maksud pengarang
                   Dalam membaca interpretatif yang pertama dipahami  adalah maksud pengarang. Seorang penulis pasti memiliki maksud  tertentu dalam  tulisannya. Dengan memahami ragam tulisan kita dapat mengetahui tujuan seorang penulis.  Secara garis besar karya tulis dapat dikelompokkan:
      1. Narasi
      2. Deskripsi
      3. Eksposisi
      4. Argumentasi
      5. Persuasi
Maksud pengarang dapat pula diketahui dari nada tulisan. Nada tulisan ada bermacam-macam yaitu:
      1. Nada akrab menghasilkan tulisan yang bersifat pribadi
      2. Nada penjelasan
      3. Nada mendebat
      4. Nada mengkritik.
Fakta dan opini
                  Fakta dan opini yang dimaksud  adalah karya tulis itu berbentuk fiksi atau nonfiksi.
      Cerita  nonfiksi bersifat  aktualitas (apa-apa yang benar-benar terjadi), sedangkan  fiksi bersif  realitas (apa-apa yang dapat terjadi tetapi belum tentu terjadi).
Sifat-sifat tokoh
      Butir ketiga dari untaian membaca interpretative yaitu keterampilan menafsirkan sifat-sifat , ciri-ciri tokoh ( character traits).  Berbicara tentang sifat-sifat tokoh berarti  masuk ke wilayah pribadi. Untuk itu dipelukan teore mengenai kepribadian. Menurut E. Fromm setiap pribadi mengandung inti yaitu upaya untuk mengekspresikan atau mengungkapkan hakikat kemanusiaan seseorang.
Reaksi emisional
      Reaksi emosional  maksudnya reaksi pembaca terhadap karya sastra (puisi, cerita). Dan yang kedua reaksi emosional terhadap para tokoh dalam karya sastra.
Gaya bahasa
      Untuk dapat menafsirkan gaya bahasa penulis maka pembaca perlu mengetahui  teore-teore yang berkaitan dengan gaya bahasa.
Dampak cerita
      Untai keenam dari membaca interpretatif  adalah dampak cerita. Dampak cerita maksudnya yaitu keterampilan  meramal apa yang  mungkin dihasilkan oleh cerita.Keterampilan yang dituntut adalah keterampilan untuk meramalkan apa yang terjadi berikutnya.
      Untuk itu pembaca harus memahami alur cerita beserta unsur-unsurnya.
MEMBACA KREATIF
Membaca kreatif bertujuan agar para siswa terampil berkreasi dalam hal-hal dramatisasi, interpretasi lisan atau musik, narasi pribadi, ekspresi tulis, dan ekspresi visual.
Ada lima kegiatan dalam  membaca kreatif, yaitu :
1.      Dramatisasi;
2.      Interpretasi lisan atau musik;
3.      Narasi pribadi
4.      Ekspresi tulis
5.      Ekspresi visual
Dramatisasi
Dramatisasi  maksudnya mendramatisasikan tema-tema dari sastra dalam kaitannya dengan pengalaman pembaca sendiri atau situasi kontemporer.
Pembaca selanjutnya dapat memperguinakan  ironi, parodi, humor dan aneka bentuk drama  lainnya untuk mentranformasikan  isi penggalan-penggalan sastra ke dalam berbagai mode ekspresi.
Interpretasi lisan dan musik
Musik digunakan untuk membantu menginterpretasi sastra dengan cara digunakan untuk mengiringi pembacaan sastra sehingga dapat menimbulkan rasa tertentu atau suasana tertentu.
Narasi pribadi
            Maksunya mengisahkan kembali cerita yang dibaca. Tahap selanjunya dapat membuat cerita berdasarkan cerita yang sudah dibaca.
Ekspresi tulis dan ekspresi visual
Ekspresi tulis
            Kegiatan ini memberi kesempatan pembaca  untuk dapat mengekspresikan apa yang sudah dibaca dalam bahasa tulis. Dapat dilakukan dengan menuliskan kembali isi cerita. Atau dapat menulis cerita berdasarkan cerita yang telah dibaca.
Ekspresi visual
            Dalam kegiatan ini diharapkan pembaca dapat menciptakan gambar, model atau barang lain yang  berdasarkan cerita yang telah dibacanya.
KUHP DALAM ANEKDOT
-          Seorang dosen fakultas hukum suatu universitas sedang memberikan kuliah hukum pidana. Suasana kelas biasa-biasa saja.
-          Saat sesi tanya jawab tiba, Ali bertanya kepada pak dosen. “ Apa kepanjangan KUHP, Pak?” Pak dosen tidak menjawab sendiri, tetapi melemparkannya kepada Ahmad. “ Saudara Ahmad, coba jawab peranyaan Saudara Ali tadi, “ pinta pak dosen. Dengan tegas Ahmad menjawab,” Kasih Uang Habis Perkara, Pak ....!”
-          Mahasiswa lain tentu tertawa, sedangkan pak dosen hanya menggeleng-nggelengkan kepala seraya menambahkan pertanyaan kepada Ahmad. Saudara Ahmad, dari mana Saudara tahu jawaban itu?”
-          DasarAhmad pertanyaan pak dosen dijawabnya dengan tegas, “Peribahasa Inggris mengatakan
-          Pengalaman adalah guru yang terbaik, Pak...!
-          Semua mahasiswa di kelas itu tercengang. Mereka berpandang-pandangan. Lalu mereka tertawa terbahak-bahak.
Gelak tawa mereda. Kelas kembali berlangsung normal.
Senja di Pelabuhan Kecil
Oleh Chairil Anwar

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang rumah tua pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau bertaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.                     
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Berdiri Aku di Senja Senyap
Oleh Amir Hamzah

Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak           
Berjulang datang ubur terkembang
Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk menghempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-ayun di atas alas
Benang  raja mencelup ujung
Naik marak mengerak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak
                  Dalam rupa maha sempurna 
                  Rindu sendu mengharu kalbu
                  Ingin datang merasa sentosa
                  Menyecap hidup bertentu tuju
MEMBACA CEPAT
            Membaca cepat yaitu membaca dengan waktu yang cukup memadai dan dapat menguasai/ memahami isi bacaan. Membaca cepat mengutamakan  kecepatan membaca dengan tidak mengabaikan  pemahaman isi bacaan. Kecepatan membaca ini dikaitkan dengan tujuan, keperluan, dan bahan bacaan.
            Kecepatan membaca untuk siswa SLTA minimal  250 kata per menit, Untuk siswa SLTP atau SD tingkat akhir 200 kata per  menit.Untuk mahasiswa 325 kata per menit, dan untuk mahasiswa pascasarjana 400 kata per menit.
              Membaca cepat dan efektif dapat ditingkatkan. Cara meningkatkan yaitu dengan meningkatkan  pemahaman terhadap isi bacaan.  

Semakin banyak pemahaman isi sesuai dengan tujuan, dengan waktu yang memadai, maka semakin efektif seseorang dalam membaca.
Cara mengukur kecepatan membaca
             Misalnya per menit dapat membaca 250 kata, dan jawaban yang benar atas isi bacaan 60 %, maka kemampuan baca nya 250X 60 % = 150 kata per menit.
Teknik membaca cepat
1.      Teknik skiming/ melompat/ terbang ( terbang dari halaman  ke halaman  lain) / baca layap
Men-skim berarti menyapu halaman-halaman buku dengan cepat untuk menemukan sesuatu yang dicari.
2.      Teknik skaning/ membaca memindai/ baca tatap
Membaca dengan  teknik skaning  yaitu membaca buku secara menyeluruh dengan cepat dengan memusatkan perhatian untuk menemukan informasi fokus.

Kemampuan membaca cepat
Kemampuan membaca yang dikembangkan dalam membaca cepat :
1.      Meningkatkan berlatih membaca
2.      Meningkatkan pemahaman terhadap bacaan
3.      Memperluas jangkauan gerak mata
4.       menghilangkan  kebiasaan-kebiasan  jelek.
MENINGKATKAN KEBERHASILAN MEMBACA MELALUI PEMAHAMAN UNSUR KEBAHASAAN
1.      Tanda baca
ialah  lambang-lambang tulisan yang dipergunakan oleh penulis untuk melambangkan berbagai aspek bahasa lisan, yang bukan bunyi-bunyi bahasa (fonem-fonem) (Tampobolon).
Jenis-jenis tanda baca
1.      Titik(.),  dalam membaca digunakan intonasi menurun,
2.      Koma (,), dalam membaca ditandai dengan  intonasi agak naik dan berhenti sebentar pada bagian kalimat atau kata sebelum tanda  baca.
3.      Titik koma (;), dalam membaca intonasi terdengar menurun.
4.      Titik dua (:), dalam membaca ditandai dengan suara  agai naik.
5.      Tanda tanya (?), dalam  membaca dengan bersuara dan intonasi  naik.
6.      Tanda seru (1), dalam membaca dengan bersuara intonasi agak turun.
7.      Tanada kutip  (“...”) menandai  ujaran atau kalimat langsung.
8.      Garis (- ) menandai keterangan tambahan
9.      Tanda kurung ( ( ))  digunakan untuk menandai penjelasan atau informasi tambahan.
10.  Titik-titik untuk menandai ujaran atau perkataan terputus.
Memahami tanda baca dalam membaca berarti memahami maksud penulis karena tanda baca digunakan oleh penulis untuk menandai konsep-konsep atau ide-ide penulis.
2.      Pengelompokan kata
Penulis yang baik tidak berpikir dengan kata-kata terpisah melainkan dengan kelompok-kelompok kata yang mengandung ide-ide atau konsep-konsep. Ide-ide atau konsep-konsep inilah yang harus dipahami oleh pembaca sehingga pembaca tidak hanya  membaca  kata demi kata ,melainkan membaca dengan  memperhatikan   kelompok-kelompok kata yang  mengandung  ide-ide atau konsep.-konsep.
Contoh :
Berita itu/, walaupun belum pasti,/  mengagetkan mereka./
Suasana seperti in/ mungkin hanya terjadi/ sekali setahun./
3.      Menemukan  informasi fokus dalam bacaan
Informasi fokus dapat ditemukan  sebagai berikut :
-          Kalimat, mempunyai unsur-unsur yang mengandung  makna pokok kalimat atau proposisi. Bagian-bagian yang  dimaksud  adalah sujek,predikat,objek dan lain-lain. Kata-kata yang berfungsi sebagai bagian kalimat ini merupakan kata-kata kunci, dan merupakan informasi fokus.
-          Paragraf, mengandung satu ide pokok dan pikiran jabaran/penjelas.
-          Pikiran pokok merupakan informasi fokus dan pikiran jabaran  merupakan informasi pendukung. Ide pokok biasanya terletak pada awal, akhir, dan awal dan akhir paragraf.
-          Artikel yang baik juga selalu mengandung pikiran pokok dan pikiran jabaran. Biasanya, pikiran pokok tergambar pada judul artikel, dan lebih tergambar setelah membaca pendahuluan. Berdasarkan judul dan paragraf pendahuluan dapat disusun pertanyaan  sebelum membaca artikel . Pertanyaan tersebut dapat dijadikan informasi fokus.
-          Buku, juga mengandung pikiran pokok dan jabaran. Pikiran pokok tergambar secara umum pada judul buku, dan akan lebih jelas tergambar setelah membaca judul bab dan sub bab. Pertanyaan tentang isi pokok buku dapat dijadikan informasi fokus.
Teknik menemukan informasi fokus
1.      Baca-pilih (Selecting)
Yang dimaksud dengan baca-pilih (selecting) ialah pembaca memilih bacaan dan atau bagian yang dianggapnya relevan, atau berisi informasi fokus yang ditentukannya.
2.      Baca- lompat (skipping)
 Yang dimaksud adalah bahwa pembaca, dalam menemukan bagian bacaan yang relevan, melampaui atau melompati bagian-bagian lainnya.
3.      Baca-layap (skimming)
Membaca layap yaitu membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum suatu bacaan. Isi umum yang dimaksud adalah informasi fokus.
4.      Baca –tatap ( Scanning) atau memindai
Pembaca dengan cepat dan dengan memusatkan perhatian untuk menemukan bagian bacaan yang berisi informasi fokus yang telah ditentukan dan membaca dengan teliti sehingga informasi fokus ditemukan dengan cepat.
MEMBENTUK KEBIASAAN MEMBACA EFISIEN
Membentuk kebiasaan membaca yang efisien  tidak bisa dilakukan dengan cara mendadak atau  instan. Kebiasaan  membaca sudah harus disiapkan sejak masa kanak-kanak. Usaha ini dilakukan untuk meletakkan fundasi yang baik dalam membaca.
Cara-cara itu antara lain :
1.      Dengan merangsang visual dan motorik anak.Caranya melalui membentuk lingkungan anak dengan kebiasaan membaca.Dengan anak melihat lingkungannya melakukan kegiatan memegang buku untuk dibaca maka anak terbetuk untuk menirukan lingkungannya. Ini bisa dilakukan sejak anak berusia sekitar dua tahun yaitu ketika anak sudah mulai bisa berbicara. Ketika anak sudah berusia dua setengah tahun sampai tiga tahun anak diberi buku bergambar untuk dilihat-lihat. Pada usia 3-4 tahun diajari untuk mengenali tulisan, denghan membaca nama-nama gambar.
2.      Setelah anak mulai sekolah dan telah dapat membaca permulaan anak perlu semakin dirangsang untuk membaca buku yaitu membaca buku-buku sesuai
3.      Setelah anak lancar membaca hendaknya di rumah disediakan buku-buku bacaan anak-anak.
4.      Bercerita kepada anak sebelum  tidur atau pada waktu-waktu  tertentu pada usia 4-5 tahun. Dapat juga anak disuruh membaca buku cerita kemudian ibu atau ayah atau siapa saja orang dewasa meminta anak menceritakan isi buku yang dibaca.
5.      Di sekolah anak-anak perlu sekali-sekali dibawa ke perpustakaan. Mereka ditunjukkan cara meminjam buku dan cara membaca di ruang baca di perpustakaan.
6.      Anak diminta bercerita kepada orang tua tentang buku yang dibaca di perpustakaan.
7.      Untuk anak-anak yang sudah dewasa
(SMP,SMA) diberi tugas untuk membaca buku dan isinya dilaporkan secara tertulis atau lisan kepada guru.
8.      Perlu dikembangkan  minat membaca pada orang dewasa. Caranya dengan disiplin dir,i setiap hari harus menyediakan waktu untuk membaca,  dimulai dari membaca yang mudah dan menarik dan semakin ditingkatkan untuk materi-materi yang penting.
9.      Jika sudah ada minat maka  kebiasaan membaca akan tercapai. Kebiasaan membaca akan efisien apabila mempergunakan  teknik-teknik membaca dengan tepat. 





2 komentar:

ANALISIS NOVEL JALAN MENIKUNG KARYA UMAR KAYAM (TERLENGKAP)

SINOPSIS, PENOKOHAN, LATAR/SETTING, SERTA AMANAT DALAM NOVEL YANG BERJUDUL JALAN MENIKUNG (PARA PRIYAYI 2) KARYA UMAR KAYAM I.     ...