Judul
Puisi : Perempuan Tungku
Nama
Penulis : Veronica M. Nurhidayati
Isi
Puisi :
Fajar
dan senja datang berganti
Menenggelamkan
aroma pedih luka
Ada
sisa rindu yang menenggelamkan
Di
sana kulihat tungku dan perempuan renta
Betapa
hina harus meneteskan airmata karena pega
Atau
bebannya harus terselimutkan asap tungku tak berpenjaga
Sudah
lamakah kau menjanda bu?
Wahai
perempuan tungku, lihatlah keriputmu
Tungku
dan kayu tak pernah bercerai karena bosan
Hanya
Tuhan pemisah tungku dan kayu yang habis terbakar
Lalu
asap yang membuatmu menangisi sebuah kepergian menjadi abu
Ini
hidup terlalu pedih jika kau hanya menunggu di depan tungku yang mulai berbau
Hai
perempuan penunggu tungku
Taukah
kau bangsa ini mulai goyah
Peradaban
yang tak pernah kau kenal
Kecintaan
yang tak pernah kau dapatkan
Semenjak
lelakimu hilang dalam pertempuran
Kini
kau habiskan waktumu tanpa bala dan kebahagiaan
Berjuang
sendirian
Aku
tahu kau tak gila
Penantianmu
pada lelakimu
Di
hadapan tungku itu kau tabah
Negara
lupa tentang wacana veteran
Sedapnya
pagi tetap menanti pahlawanmu
Bilau
kau mati
Sendiri
tanpa belas kasih
Disaksikan
tungku yang membisu
Ragamu
telah dinantikan wangi sorga
Penghormatan
sebagai perempuan bangsa
Ikhlasmu
disaksikan bumi pertiwi dan sang Illahi
Titi
Mangsa : Magelang, 14 Maret 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar