Rabu, 25 Oktober 2017

RANGKUMAN MATERI TEORI SASTRA TERLENGKAP


TEORI SASTRA


Manfat mempelajari Teori Sastra
  • Dapat mengetahui berbagai macam teori yang ada dalam khasanah kesusastraan Indonesia.
  • Teori itu sebagai pisau atau alat karya sastra sehingga saat menganalisis kita dapat mengetahui manfaat yang terdapat dalam karya sastra tersebut.
Pendekatan sastra menurut Abrams

  1. Mimetik yaitu berupaya memahami hubungan karya sastra dengan realitas atau kenyataan. Mimetic berasal dari kata mimesis (Yunani) yang berarti tiruan. Karya sastra tiruan dari kenyataan. Sedangkan kenyataan adalah tiruan dai kenyataan tertinggi.
    Kelemahannya : terlalu menyamakan, bila di lapangan seperti ini maka teori yang ada juga seperti ini.
  2. Ekspresif yaitu teori sastra yang mengkaji atau memfokuskan perhatiannya kepada sastrawan sebagai pencipta sebuah karya sasta. Dalam penekanan ekspresif membutuhkan biografi atau latar belakang pengarang.
    kelemahannya : menyamakan secara langsung realitas yang ada dalam karya sastra di dalam karya sastra dengan realitas sebenarnya yang dialami oleh sastrawan atau pengarang.
  3. Pragmatik yaitu sebuah teori yang memndang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan saran untuk menyampaikan tujuan tertentukepada pembaca. Dalam teori ini dicari manfaat yang diperoleh oleh pembaca ketika membaca sebuah karya sastra.
    Kelemahannya : cenderung menilai karya sastra menurut keberhasilan karya sastra itu sendiri menyampaikan tujuan kepada membaca.
  4. Objektif yaitu sebuah teori sastra yang memandang atau memfokuskan perhatian kepada karya sastra itu sendiri. Sebuah karya sastra dianggap sebagai struktur yang bebas dari hubungan dengan realitas.
    Kelemahannya : teori ini menolak factor-faktor eksternal, padahal factor eksternal ikut membentuk karya sastra itu sendiri.
    Struktur otonom hanya dilihat dari dalam mengabaikan dari luar.
Macam-macam sudut pandang

  1. Sudut pandang orang pertama

  • First person central atau akuan sertaan
    Tokoh utama cerita adalah pengarang atau aku yang secara langsung terlibat dalam cerita.
  • First person peripheral atau akuan tak sertaan
    Pengarang atau aku biasanya hanya menjadi pembantu atau pengantar tokoh lain yang lebih penting. Pencerita pada umumnya hanya muncul di awal atau akhir cerita.

  1. Sudut pandang orang ketiga

  • Thirt person omniscient atau diaan maha tau
    Pengarang atau dia berada di luar cerita dan biasanya pengarang hanya menjadi seorang pengamat yang maha tahu, bahkan mampu berdialog langsung dengan pembaca.
  • Thirt person limited atau diaan terbatas
  • Pengarang atau dia menggunakan orang ketiga sebagai pencerita yang terbatas  hak berceritanya. Disini pengarang hanya menceritakan apa yang dialami oleh tokoh yang dijadikan tumpuan cerita.  

Tingkatan tema menurut Shipley

  1. Tingkat fisik
    Manusia sebagai molekul. Tema karya sastra pada tingkat ini lebih banyak ditunjukkan oleh aktivitas fisik daripada aktivitas kejiwaan.
    Ia lebih menekankan mobilitas fisik daripada konflik kejiwaan tokoh cerita yang bersagkutan.
    Tingkat fisik disebut juga tingkat jasmani.
    Dalam tingkat ini cerita lebih terlihat seperti diary.
  2. Tingkaat organic
    Manusia sebagai proto plasma. Tema karya sastra tingkat ini lebih banyak menyangkut permasalahan seksualitas. Berbagai persoalan kehidupan seksual manusia mendapatkan.
    Penekanan dalam novel dengan tema tingkat ini khususnya kehidupan seksual yang bersifat menyimpang. Misaalnya penyelewengan dan pengkhianatan suami-istri atau skandal-skandal seksual lainnya.
  3. Tingkat social
    Manusia sebagai makhluk social. Kehidupan bermasyarakat merupakan tempat interaksi manusia satu dengan manusia lain atau manusia dengan lingkungan sekitar.
    Tema pada tingkat ini dapat mengambil masalah ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan, perjuangan, cinta, yang biasanya muncul dalam karya yang berisi kritik sisal.
  4. Tingkat egoik
    Manusia sebagai individu. Disamping sebagai makhluk social, manusia sekaligus sebagai makhluk individu yang senantiasa menuntut pengakuan atas hak individualitasnya.
    Tema pada tingkat ini dapat mengambil masalah martabat, harga diri, sifat tertentu seorang manusia yang pada umumnya bersifat batin atau kejiwaan. Masalah individualitas biasanya menunjukkan jati diri, citra diri, atau kepribadian seseorang
  5. Tingkat divine
    Manusia sebagai makhluk tingkat tinggi, yang belum tentu setiap manusia mengalami dan mencapainya, masalah yang menonjol dalam tema tingkat ini adalah masalah hubungan anatara manusia dengan sang pencipta atau berbagai masalah yang bersifat filosofis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANALISIS NOVEL JALAN MENIKUNG KARYA UMAR KAYAM (TERLENGKAP)

SINOPSIS, PENOKOHAN, LATAR/SETTING, SERTA AMANAT DALAM NOVEL YANG BERJUDUL JALAN MENIKUNG (PARA PRIYAYI 2) KARYA UMAR KAYAM I.     ...